Rabu, 12 Agustus 2009

Jerami Fermentasi

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia. Posisi Indonesia terletak pada garis khatulistiwa sebagai kumpulan dari ribuan pulau-pulau kecil (archipelago). Keadaan alam seperti ini menghasilkan iklim yang sangat mendukung bagi kelangsungan hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Kondisi tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai negara agraris dan maritim yang sangat subur.Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pertanian. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menjadikan pertanian sebagai komoditas usaha dan profesi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya daerah-daerah di Indonesia yang dijuluki sebagai lumbung padi. Kebutuhan pa-ngan dalam negeri dapat dipenuhi sebagian oleh sektor pertanian. Produktivitas pertanian tanaman pangan di Indonesia setiap tahunnya memiliki jumlah yang cukup besar.

Meskipun demikian, dalam setiap panen raya pertanian tanaman pangan di Indonesia ini selalu membawa hasil sampingan atau limbah pertanian yang cukup besar pula. Setiap tahunnya dihasilkan limbah pertanian yang sangat berlimpah hingga mencapai jutaan ton. Limbah pertanian ini terdiri atas jerami padi, daun jagung, batang jagung, daun kedelai, daun kacang tanah, dan ubi kayu. Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar dengan jumlah sekira 20 juta ton per tahun. Sebagian besar jerami padi tidak dimanfaatkan, karena selalu dibakar setelah proses pemanenan.

Di lain pihak, sektor peternakan membutuhkan makanan ternak (pakan) yang harus tersedia sepanjang waktu. Penyediaan makanan ternak merupakan persyaratan mutlak bagi pengembangan usaha peternakan. Makanan ternak harus tersedia sepanjang musim untuk menjaga agar arus pendanaan (cash flow) dalam usaha peternakan tetap stabil.
Oleh karena itu, limbah pertanian berupa jerami padi harus dapat dimanfaatkan menjadi makanan ternak. Pemanfaatan jerami padi ini sangat diperlukan untuk menjaga ketersediaan makanan bagi ternak sepanjang waktu. Atas dasar pertimbangan itu, diperlukan penggunaan teknologi dalam mengolah jerami padi menjadi makanan ternak berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh ternak. Teknologi pengolahan jerami yang telah berkembang dan mudah pengerjaannya adalah pengolahan dengan menggunakan teknik fermentasi.

PEMBAHASAN

Indonesia merupakan negara agraris dengan curah hujan tahunan yang relative pendek, yakni 4 (empat) bulan maka praktis tanaman padi hanya ditanam sekali dalam setahun yaitu hanya pada saat musim penghujan.
Berbagai jenis pakan ternak yang tumbuh kebanyakan adalah rumput-rumputan serta leguminosa, yaitu tanaman turi (Sesbania glandiflora), serta tanaman kacang-kacangan lainnya (koro, kecipir dll). Sebagaimana tanaman lainnya rumput juga membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga pada saat musim kemarau produksi rumput yang ada semakin berkurang. Sementara itu di lain pihak populasi ternak yang pada kelompok terus bertambah setiap tahunnya.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan terobosan untuk memanfaatkan limbah pertanian (jerami) sebagai sumber pakan alternative di musim kemarau. Jerami adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya (gabahnya), sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian terbesar serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis. Jerami (padi) selama ini hanya dikenal sebagai hasil ikutan dalam proses produksi padi di sawah. Pada sebagian petani, jerami sering digunakan sebagai mulsa pada saat menanam palawija. Hanya sebagian kecil petani menggunakan jerami sebagai pakan ternak alternatif di kala musim kering karena sulitnya mendapatkan hijauan. Di lain pihak jerami sebagai limbah pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di bakar untuk mengatasi masalah tersebut.

Produksi jerami padi dapat mencapai 12 - 15 ton per hektar per panen, bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman padi yang digunakan. Jerami padi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pakan sapi dewasa sebanyak 2 - 3 ekor sepanjang tahun dan pada lokasi yang mampu panen 2 kali setahun akan dapat menunjang kebutuhan pakan berserat untuk 4 - 6 ekor.

Komposisi kimia jerami padi meliputi bahan kering 71,2%, protein kasar 3,9%, lemak kasar 1,8%, serat kasar 28,8%, BETN 37,1%, dan TDN 40,2%. Hanya saja yang menjadi faktor pembatas adalah nilai gizinya yang rendah yaitu mengandung serat kasar dan silikat dalam jumlah tinggi, sedang daya cerna sangat rendah yang dipengaruhi adanya ikatan lignin, silikat dan kutin. Namun demikian manfaat jerami padi masih dapat ditingkatkan melalui proses kimia atau dengan teknologi pengolahan sehingga dapat meningkatkan efektifitas daya cerna oleh enzim mikrokutin. Salah satu cara yang dianggap paling efektif adalah melalui jalan fermentasi.

Pemanfaatan jerami yang telah difermentasi untuk menjadi pakan ternak lebih menguntungkan, terutama bagi petani yang juga memiliki ternak, karena mudah didapat dan kandungan nutrisinya sama dengan rumput segar. Jerami yang sudah difermentasikan kandungan proteinnya sama dengan rumput segar sekitar 7 persen. Bahannya juga mudah didapat karena biasanya petani hanya membakar atau membuang jerami tersebut. Proses fermentasi jerami hanya memakan waktu sekitar 21 hari, hanya dengan menebar pupuk urea dan probiotik serta jerami disusun dalam lapisan-lapisan.

Untuk satu ton jerami diperlukan 2,5 kg urea. Jerami yang sudah difermentasi ini mempunyai kelebihan yaitu, serat-seratnya sudah terurai sehingga lebih mudah dicerna, kandungan nitrogen lebih tinggi karena urea yang digunakan juga mengandung nitrogen, serta kadar protein lebih tinggi daripada jerami segar.
Pada saat musim kemarau, pemanfaatan jerami fermentasi ini layak diperhitungkan karena rumput segar biasanya sulit diperoleh. Namun belum banyak petani yang melihat potensi limbah jerami untuk dimanfaatkan menjadi pakan ternak. Umumnya petani hanya membakar atau membuang jerami tersebut. Atau kalaupun diberikan ke ternak, masih dalam bentuk jerami segar yang kandungan nutrisinya sudah lebih rendah.
Selain jerami fermentasi, jenis pakan yang direkomendasikan adalah limbah tanaman kacang-kacangan yang mempunyai kandungan protein lebih tinggi daripada rumput dan jerami fermentasi. Biasanya setelah panen kacang tanah atau kedelai, petani memberikan limbah tanaman tersebut untuk ternak. Namun sisanya tidak difermentasikan sehingga lebih tahan lama, hanya dibiarkan hingga akhirnya membusuk dan dibuang. Beberapa jenis dedaunan dari pohon lamtoro, gamal, kaliandra, akasia dan sengon juga mengandung kadar nutrisi yang tinggi

Proses Fermentasi Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak.

Proses fermentasi jerami berbeda dengan amoniasi yang merupakan proses perombakan dari struktur keras menjadi struktur yang lebih lunak. Dengan demikian yang berubah dalam proses amoniasi hanyalah struktur fisiknya saja dan penambahan unsur N. Sedangkan fermentasi jerami merupakan proses perombakan struktur keras secara fisik, kimia dan biologi, sehingga bahan dengan struktur yang kompleks akan berubah menjadi lebih sederhana, dan hal tersebut menyebabkan daya cerna ternak menjadi lebih efisien.
Bahan-bahan Fermentasi Jerami

Jerami padi dengan kadar air sekitar 60% (jerami padi kering panen), dengan berat sekitar 1 ton, Starbio 6 kg, Urea 6 kg, Air secukupnya, jika jerami padi kadar airnya kurang dari 60%.

Cara Kerja

Campur secara merata Starbio dan urea dengan perbandingan 1:1 yaitu 6 kg starbio dan 6 kg urea, kemudian jerami padi ditumpuk, dengan ketinggian kurang lebih 30 cm lalu diinjak-injak. Taburi campuran starbio dan urea, kemudian siram dengan air jika diperlukan (apabila kadar air jerami yang digunakan kurang dari 60%), sehingga kelembaban jerami menjadi sekitar 60% yang ditandai jika jerami diremas-remas dengan tangan tidak meneteskan air, namun tangan basah, kemudian tumpuk kembali jerami padi, di atas tumpukan sebelumnya, lalu ditaburi kembali dengan campiran starbio dan urea, siram dengan air jika perlu. Lakukan kembali prosedur 4, dan demikian seterusnya sampai jerami habis diperlakukan, atau tumpukan jerami sekitar 1,5 meter atau semampunya menjangkau. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari (tidak perlu diapa-apakan) Setelah 21 hari jerami padi dibongkar dan diangin-anginkan atau dikeringkan di bawah sinar matahari.

Jerami padi siap diberikan ternak atau distok, digulung, dipak atau disimpan dalam gudang. Proses fermentasi jerami ini harus dilakukan di tempat teduh atau tempat yang terhidar dari panas matahari dan air hujan. Namun tidak perlu ditutup, cukup diberikan penahan baik dari samping maupun bagian atas agar tidak dirusak oleh ternak seperti ayam.

Selain jerami padi, bahan lain yang dapat difermentasi dan digunakan sebagai pakan ternak, adalah alang-alang, pucuk tebu, kulit kakao dan lainnya. Tanaman Alang-alang yang difermentasi harus dilayukan terlebih dahulu dan dipotong-potong dengan panjang anatara 5-10 cm. Bahan lainnya sama yaitu, starbio dan urea.

Urea dalam proses fermentasi bermanfaat untuk mensuplai NH3 (amoniak), yang akan digunakan sebagai sumber energi bagi mikroba dalam proses fermentasi, sehingga urea dapat dinyatakan hanya sebagai katalisator, bukan sebagai penambah nutrisi pakan. Jerami fermentasi, akan memiliki Total Digestible Nutrien (TDN), atau bahan yang dapat dicerna mencapai 70%. Sebagai perbandingan, rumput atau hijauan berserat memiliki TDN maksimum 50%.

Keuntungan Pemanfaatan Jerami Padi Fermentasi

Pemanfaatan jerami padi fermentasi, akan memberikan keuntungan yaitu dapat mengurangi biaya pakan, khususnya dalam penyediaan hijauan sebagai pakan utama ternak ruminasia seperti sapi, dapat meningkatnya daya dukung lahan pertanian, karena bertenak sapi tidak harus menyediakan lahan sebagai tempat menanam hijauan pakan ternak, dapat memberikan nilai tambah bagi petani padi, apabila suatu saat nanti, petani telah melihat peluang tersebut, artinya jerami padi bukan lagi sebagi limbah yang mengganggu proses produksi, melainkan sebagai produk yang dapat menghasilkan uang.

Selain itu, penggunaan jerami fermentasi juga dapat memberikan peluang baru bagi simpul-simpul agribisnis jika dikelola secara professional, artinya suatu saat nanti akan muncul bisnis atau usaha baru dalam pelayananan jasa, seperti prosesing dan pengangkutan jerami padi sebagai pakan ternak, sehingga sektor pertanian akan memberi peluang untuk menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Dengan demikian, pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak khususnya ternak sapi, akan memberikan berbagai keuntungan, antara lain ekonomi, lingkungan, ketanaga-kerjaan, dan lain sebagainya.

KESIMPULAN

Hijauan dari sisa pertanian seperti jerami, jagung dan lain-lain oleh petani hanya diambil sebagai bahan pakan ternak pada saat sisa hasil pertanian ini hanya ditumpuk dan dibiarkan kering. Dengan kondisi limbah atau sisa hasil pertanian yang kering, petani tidak memanfaatkannya untuk pakan ternak. Hal ini disebabkan hewan ternak tidak mau memakan sisa atau limbah pertanian yang sudah kering tersebut. Untuk mengatasi kendala-kendala penyediaan bahan pakan ternak pada musim kemarau maka kami menciptakan suatu produk teknologi yang membantu mengatasi penyediaan bahan pakan untuk ternak pada musim kemarau, dapat meningkatkan berat badan ternak, mengurangi bau kotoran ternak, dan membantu menfermentasi bahan pakan agar merangsang nafsu makan ternak.

DAFTAR PUSTAKA

Parakkhasi, A., 1995. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press. Jakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1995. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. BPFE. Yogyakarta.

Tillman, et al. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.

Utomo, R, 1999. Teknologi Pakan Hijauan. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar