Rabu, 12 Agustus 2009

Perawatan Dan Kontrol Penyakit Pada Kelinci

Para peternak dalam beternak kelinci harus memperhatikan sanitasi kandang dan lingkungannya untuk mempertahankan kesehatan ternak. Sanitasi adalah penjagaan kesehatan melalui kebersihan. Lantai atau alas tempat makan dan minum yang telah dikotori dari sisa makanan atau kotoran kelinci harus selalu dibersihkan. Tempat makan dan minum bisa dicuci kemudian dijemur pada sinar matahari langsung. Untuk menghindarkan penyakit menular yang berinfeksi atau parasit kandang, tempat makan dan tempat minum yang dipakai kelinci yang terinfeksi disemprot dengan disiinfektan seperti lysoll, creolin. Dinding lantai bisa dicat dengan teer atau dikapur dengan kapur atau cairan kapur yang kental. Pemeliharaan kandang dengan jalan sanitasi adalah merupakan tindakan pencegahan (preventing) yang baik.

Pemeliharaan kelinci sebenarnya mudah, namun tidak terlepas dari ancaman dan gangguan penyakit. Kelinci yang terserang penyakit pada umumnya menunjukkan gejala-gejala antara lain lesu, nafsu makan tidak ada, mata sayu, suhu badan naik turun, dan beberapa tanda khas dari penyakit yang menghinggapinya. Kelinci yang menunjukkan tanda-tanda seperti ini sebaiknya langsung dipisahkan untuk menghindari penyakit menular (Sarwono, 1989).

Beberapa penyakit yang menyerang antara lain :

Coccidiosis (berak darah).
Penyebabnya adalah coccidia, gejala penyakit ini digolongkan menjadi 3 tipe : yang ringan tanpa gejala, yang sedang mencret dan kehilangan berat badan, yang berat perut tampak besar, mencret bercampur darah yang diikuti pneumonia. Pencegahan dengan membersihkan dan mengeringkan kandang. Pengobatan dengan obat sul-Q-Nox, Noxal, Sulfa Strong (AAK, 1995).

Pneumoia (radang paru-paru).

Disebabkan oleh sebangsa bakteri yaitu pasturella multocida. Gejalanya antara lain pernafasan lewat hidung dan sesak nafas, mata dan telinga berwarna kebiruan, paru-paru lembab dan kadang-kadang berisi nanah, dan diikuti dengan mencret (scours). Dapat diobati dengan sul-Q-Nox yang dicampurkan pada makanan atau minuman (AAK, 1995).

Mastitis (radang susu).

Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Gejalanya antara lain temperatur naik, susu dalam keadaan panas, serta kemerah-merahan. Air susu keruh, hitam keunguan, puting berwarna merah tua atau kebiruan dan nafsu makan berkurang. Penyakit ini dapat diobati dengan injeksi dengan penicillin 2 kali sehari. Kandang didesinfektan dan tidak boleh memindahkan anak dari induk sakit ke induk yang sehat (AAK, 1995).

Bloat (kembung).

Penyebabnya udara dalam kandang lembab/basah, angin langsung, salah makan. Gejala-gejala: biasanya kelinci berdiri dengan posisi membungkuk, kaki depan agak maju, telinga turun, mata surut dan memicing, gigi berkerat menahan haus selalu mendekati tempat minum, kotoran berwarna hijau gelap dan berlendir. Penyakit ini dapat diobati dengan Stop Diare dan Gastrop, Hermohagil, Diarrheal Enteritis (Whendarto dan Madyana, 1986).

Coriza, pilek (Snuff).

Penyebabnya adalah bakteri. Gejalanya adalah bersin-bersin, nafsu makan menurun dan kaki selalu menggaruk-garuk lubang hidung. Pencegahannya: sanitasi kandang, kepadatan kandang diperhatikan, peningkatan gizi pakan, pemberian vitamin dan mineral harus cukup. Pengobatan dengan memberikan Cavia Drops (diberikan 3 sampai 5 tetes per hari per ekor).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar